Bab ini akan membahas mengenai hal-hal yang patut untuk diperhatikan
saat melakukan pemotretan. Memotret bukan sekedar menggunakan kamera. Memotret
adalah sebuah proses produksi yang melibatkan elemen-elemen pendukung yang
saling bekerjasama menghasilkan produk foto yang menawan.
Setiap elemen pendukung mempunyai peran masing-masing. Tiga elemen
penting dalam proses pemotretan adalah: diafragma, kecepatan rana, dan
ISO.
Meskipun
setiap kamera mempunyai fitur yang bisa mengatur proses pemotretan secara
automatis, namun tidak disarankan bagi mahasiswa yang tertarik mempelajari
fotografi untuk memakai sarana tersebut. Meski kamera yang dipakai adalah
kamera digital dengan segala fitur yang memudahkan, namun akan sangat menarik dan
mengasyikkan bagi mahasiswa untuk mengatur setting kamera secara manual. Dengan
begitu hasil yang didapatkan pun akan semakin berharga karena melalui proses
yang tidak serta merta.
1. Shutter Speed
Shutter speed (kecepatan rana) adalah
ukuran kecepatan bukaan rana kamera. Rana berfungsi untuk menjaga dan menyaring
cahaya yang masuk ke ruangan sensor digital (atau film dalam kamera analog).
Lebih jauh, didalam rana terjadi aktivitas pengaturan arus cahaya yang masuk
melalui lensa yang dikendalikan oleh sebuah tombol. Semakin cepat rana
(misalnya bukaan 1/100, 1/500, dan seterusnya) maka semakin sedikit cahaya yang
masuk. Semakin lambat rana (misalnya 1/5, 1 detik, 5 detik, 10 detik, dan
seterusnya) maka semakin banyak cahaya yang masuk. Pada kamera analog, rana
berbentuk seperti tirai jendela yang bisa diatur besar-kecil bukaannya.
Tirai rana pada kamera analog |
Sebelum
era digital, rana dibiarkan selalu menutup untuk menjaga film agar tidak
terpapar cahaya. Pada kamera digital, rana diatur secara digital dan tidak berbentuk
seperti tirai. Sensor digital bisa dinyalakan atau dimatikan secara elektronik.
2. Aperture/Diafragma
Dikenal
juga dengan sebutan aperture,adalah
material serupa iris pada mata manusia yang berfungsi sebagai pintu gerbang
cahaya yang memasuki lensa. Exposure
dalam foto ditentukan oleh kolaborasi antara bukaan aperture dan shutter speed.
Semakin besar bukaan aperture (berarti angkanya semakin kecil, misalnya 5.6,
4.0, 1.8, 1.4, dan seterusnya) maka semakin besar cahaya yang masuk dan ruang
tajamnya semakin banyak. Semakin kecil bukaan aperture (angkanya semakin besar,
misalnya 6, 8, 11, 19, dan seterusnya) maka semakin sedikit cahaya yang masuk
dan ruang tajam juga semakin berkurang.
F-Stop. Fotografer mengatur aperture
dengan setting f-stop. F-stop adalah rasio panjang focal lensa dengan diameter
bukaan aperture. Sebagai contoh, lensa 50 mm dengan bukaan diameter aperture
sebesar 12.5 mm, maka f stop akan senilai 4 (50 / 4 = 12.5). karenanya semakin
besar angka numeric f-stop, maka semakin kecil angka aperture. Kecepatan lensa
ditentukan oleh oleh nilai f-stop (angka terkecil). Jadi, semakin kecil angka
aperture, semakin cepat motor lensa tersebut.
3. ISO
Huruf
ISO didalam kamera merujuk pada kecepatan film foto. Meskipun kamera DSLR sudah
berbasis digital, namun standard ISO masih tetap dipakai untuk menentukan
sensitifitas sensor digital terhadap cahaya. ISO yang sering digunakan adalah
ukuran 80, 100, 200, 400, 800 dan 1600. Meski demikian, dalam produksi
terbarunya, Sony mampu mengeluarkan kamera dengan tingkat ISO sampai 12000.
Secara
sederhana, semakin rendah angka ISO, berarti intensitas cahaya yang diterima
sensor digital akan semakin rendah. Semakin tinggi angka ISO, maka intensitas
cahaya ke sensor juga semakin tinggi. Semakin rendah angka ISO, kualitas
gambarnya akan semakin halus, sensitifitas tinggi namun tingkat penangkapan
cahaya menjadi berkurang. Sebaliknya, semakin tinggi ISO maka kualitas warna
gambar akan semakin kasar, sensitifitas rendah namun tingkat penangkapan cahaya
menjadi bertambah.
perbandingan ISO |
Light Metering
Light
Metering adalah proses pembacaan tingkat intensitas cahaya oleh kamera. Setelah
informasi terkumpul, kamera akan menyesuaikan dengan setting yang tersedia.
Fotografer juga bisa memilih setting yang tersedia. Setting yang biasa ada di
kamera meliputi:
Spot/partial: metering pas di tengah/objek. Spot metering
mencakup 1-3.5 persen dari keseluruhan area frame. Partial metering mencakup
9.5 persen area. Berguna saat kondisi over/under exposure, still-life photo.
Jika ditemukan kesulitan menemukan exposure yang pas, maka bracketing adalah
cara alternative.
Center-weighted: biasa dipakai dalam foto
portrait. Metering dilakukan terhadap keseluruhan area frame dengan titik berat
diberikan di tengah frame.
Penutup
Pengetahuan
dasar mengenai kecepatan rana, diafragma, metering cahaya, dan ISO adalah modal
penting bagi fotografer pemula untuk dapat mengendalikan kamera dan lensa.
Sebagaimana dijelaskan di awal, bahwa memotret bukan hanya sekedar jepret saja,
namun ada serangkaian proses teknis dan nonteknis yang harus dilalui.
Diafragma
dan shutter akan berkolaborasi dalam menyaring cahaya yang masuk. Dibutuhkan
kejelian dalam melihat keseimbangan antara shutter dan aperture. Untuk membantu
pemotretan, dalam kamera DSLR ada fitur light metering. Light metering membantu dalam menentukan
titik tajam di frame. Sedangkan ISO akan berperan dalam merekam sensitifitas
kamera terhadap cahaya.
Latihan
11. Potretlah lingkungan disekitar anda dengan setting
manual untuk belajar mengatur aperture, shutter dan ISO. Jangan lupa untuk
mencatat metadata (data teknis) yang muncul di layar LCD kamera dan kemudian
bisa anda akses pula data tersebut di computer
22. Buat foto
dengan tiga prioritas: 1) diafragma, 2) shutter, dan 3) ISO.
Mahasiswa
diharapkan untuk mengeksplorasi lebih jauh setting manual kamera terutama untuk
diafragma, shutter dan ISO. Untuk mengembangkan pengetahuan dan pengalaman,
mahasiswa juga didorong untuk mengakses laboratorium fotografi dan mencoba
kamera fotografi yang tersedia.
Daftar Pustaka
Chavanu, Bakari. (n.d). The Essential Guide to Digital Photography.
Makeuseof.com.
Photozone. (n.d). Light Metering. Diakses pada 03 Desember 2011 dari http://www.photozone.de/Technique
Story, Derrick. (n.d). Digital Photography Pocket Guide. O’Reilly.
Cambridge.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar