Setelah mahasiswa memahami kaidah teknis pemotretan yang mencakup
penguasaan setting diafragma, kecepatan rana, light meter dan ISO, maka
selanjutnya mahasiswa akan belajar mengenai bagaimana sebuah gambar itu diatur
sehingga terlihat indah. Jika setting kamera dan lensa adalah hal-hal yang
teknis, maka komposisi foto lebih bersifat non-teknis dan melibatkan kepekaan
rasa pemotret terhadap objek yang dibidiknya.
Komposisi akan lebih mudah
dipahami dengan konsep the rule of thirds. Selain konsep ini, penulis juga akan
membahas mengenai konsep pembingkaian foto lainnya sehingga mahasiswa
mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif.
Fotografer amatir seringkali hanya meributkan urusan teknis alat mereka,
seperti: kamera apa yang dipakai, lensa apa yang dipunyai, dan lain sebagainya.
Pada akhirnya, untuk urusan gambar mereka hanya menyerahkan sepenuhnya kepada
kecanggihan kamera yang dipunyai. Akibatnya, gambar menjadi hambar, tidak ada
sentuhan rasa, dan terkesan asal-jadi.
Apa itu Komposisi?
Semua foto yang bagus mempunyai satu
kesamaan: komposisi yang baik. Pada
foto yang bagus terdapat keseimbangan antar komponen yang termuat dalam visual
foto. Keseimbangan itu juga berkemampuan
untuk membuat audiens untuk berlama-lama melihat foto tersebut. Dalam komposisi
tidak ada istilah benar atau salah, yang ada adalah pas atau kurang pas.
Pengaturan
komposisi dapat dilakukan dalam semua bentuk kamera. Komposisi adalah apa yang
ada di pikiran fotografer, yang kemudian diterjemahkan kedalam hasil foto.
The Rule of Thirds
Konsep
the rule of thirds dipakai oleh para pelukis di era Renaissance, dan seterusnya
dipakai sebagai panduan dalam produksi lukisan, foto, film, dan karya visual
lainnya. Dalam konsep ini, mata manusia diyakini punya “titik visual” yang
memusatkan titik perhatian kepada empat titik perpotongan garis (disebut juga
sebagai garis imajiner).
the rule of thirds |
contoh foto yang menerapkan konsep the rule of thirds (Wahyudi,2011) |
Secara
teori, konsep the rule of thirds berarti anda menempatkan point perhatian anda
disepanjang perpotongan garis sehingga foto terlihat lebih seimbang dan member
kesempatan kepada audiens untuk berinteraksi dengan foto secara natural. Hal
ini didasari beberapa studi yang memang menyatakan bahwa mata manusia cenderung
untuk focus di titik perpotongan garis daripada focus di titik tengah frame
gambar.
Untuk
membantu anda terbiasa dengan konsep ini, biasakan untuk menanyakan kepada diri
sendiri sebelum memotret, pertanyaan sebagai berikut:
1. Apakah
titik perhatian dari subjek yang akan saya potret?
2.
Dibagian mana saya akan meletakkan subjek tersebut?
landscape berdasarkan aturan the rule of thirds |
Golden Section
Dengan dasar pengertian yang sama dengan the
rule of thirds, bahwa mata manusia akan tertumpu pada titik-titik visual
tertentu, konsep the Golden Section diperkenalkan. Konsep ini sudah dikenal
dalam karya visual pada masa sebelum masehi oleh seniman-seniman Babilonia,
Yunani dan Mesir. Pelukis terkenal Leonardo da Vinci menjelaskan prinsip bahwa
pada dasarnya indra visual manusia memahami keindahan dan harmoni berdasarkan garis-garis yang saling
berpotongan membentuk Sembilan bagian yang tidak sama.
Golden Section |
Diagonal Rule
Pada
diagonal rule, frame foto dibagi menjadi dua bagian, tiap bagian dibagi menjadi
tiga. Menurut aturan ini, tiap bagian foto yang menarik harus diletakkan sesuai
alur garis yang terbagi tadi.
Diagonal Rule |
Tidak
ada yang lebih mengganggu selain background foto yang terlalu ramai. Hal ini
berakibat pada pengalihan perhatian audiens dari objek foto yang diinginkan.
Coba perhatikan tiang listrik, pepohonan, lalu lalang orang, warna yang
mencolok, dan apapun yang sekiranya dapat membuat perhatian teralihkan. Anda
harus pandai mengatur komposisi dan focus gambar untuk menjaga keseimbangan
foto. Berungkali tanyakan pada diri anda: “apakah komposisi ini yang saya
inginkan?”
simplifikasi
berarti menyederhanakan komposisi foto. Seringkali orang ingin mendapatkan
semuanya dalam satu foto; hal yang harus dihindari ketika belajar fotografi.
Belajar komposisi berarti juga belajar melihat sesuatu dengan tenang dan tidak
rakus. Objek foto hadir untuk melegakan pandangan mata kita, dan itu pula yang
harusn ya mucul dalam produk foto: sesuatu yang membuat nyaman, takjub.
Perhatikan
juga background (latar belakang) dan foreground (latar depan) dalam sebuah
foto. Pengaturan dua hal ini akan sangat menentukan komposisi foto anda dan
juga penataan sudut pandang dan ruang tajam foto.
simplifikasi background pada subjek foto |
Cropping
Di
kalangan fotografer, ada pepatah yang mengatakan “jika foto anda tidak terlihat
bagus, mungkin karena itu kurang dekat”.
Fotografi tidak hanya memotretobjek foto. Fotografi lebih jauh akan menjelaskan
hubungan special si pemotret dengan objek yang dia bidik. ‘dekat’ dalam hal ini
bisa berarti mendekati objek dari perspektif jarak, atau bisa pula berarti
mendekati objek dari perspektif perasaan.
Kita
akan membahas pendekatan dari sisi jarak. Objek bias didekati dengan dua cara:
1) secara fisik kita mendekat, atau 2) memakai fasilitas zoom yang ada di lensa
kamera. Hal ini bisa juga disebut sebagai “cropping
by camera”. Cropping juga bisa dilakukan melalui perangkat di luar kamera,
seperti computer.
Penutup
Komposisi
dalam foto tidak bisa hanya dibahas di kelas. Dibutuhkan praktek memotret
secara berkelanjutan. Kepekaan seseorang terhadap komposisi dan
aturan-aturannya akan terasah jika aktivitas memotret terus dilakukan.
Proses
memotret untuk mendapatkan komposisi terbaik adalah proses yang berjalan terus
menerus. Aturan-aturan yang disebutkan diatas adalah anjuran yang tidak harus
diamalkan terus menerus. Kreativitas untuk menggali dan menemukan komposisi
baru adalah hal yang mutlak bagi seorang fotografer.
latihan
1. Potretlah
objek yang anda inginkan dengan aturan komposisi the rule of thirds, golden
section, dan diagonal rule.
2. Potretlah
objek dengan aturan simplikasi dan kemudian pilihlah satu foto untuk anda crop.
Mahasiswa
diharapkan untuk mengeksplorasi komposisi foto. Untuk mengembangkan pengetahuan
dan pengalaman, mahasiswa juga didorong untuk mengakses laboratorium fotografi
dan mencoba kamera dan peralatan fotografi yang tersedia.
Daftar Pustaka
Colorpilot. (n.d). photography composition – Your photo as a story.
Diakses pada 04 Desember 2011, dari http://www.colorpilot.com/comp_rules.html
Rowse, Darren. (n.d). Rule of Thirds. Diakses pada 04 Desember 2011
dari http://www.digital-photography-school.com/rule-of-thirds
Rowse, Darren. (n.d). 5 Elements of composition in photography. Diakses
pada 04 Desember 2011 dari http://www.digital-photography-school.com/5-elements-of-composition-in-photography
Wahyudi, Irfan. (2011). Koleksi foto pribadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar